Selasa, 02 Maret 2010

Gizi Buruk Sembuh Memerlukan Kepedulian Sesama

Foto









Seorang bayi ,putri dari seorang ibu , terlahir pada 1 Juli 2009 dengan berat badan 2.6 kg dengan caesaria di RS Saras Husada. Karena Sang Ibu yang tidak bekerja sehingga kesulitan secara ekonomi dan tinggal menumpang di rumah seorang nenek di Desa Banyuurip, sang ibu sendiri beralamat KTP Desa Sumbersari, sehingga anak tersebut mengalami gizi buruk. Si bocah sebenarnya punya kakek yang tinggal di Kalimiru, Kecamatan Bayan.

Balita tersebut terlacak oleh petugas berkat laporan kader posyandu dalam kegiatan operasi timbang balita . Saat ditemukan pada awal Nopember 2009 berat badan anak tersebut 3.3 Kg. Status gizi berdasar Baku Rujukan WHO / NCHS, dengan indikator BB/U, <-3SD atau <3.6kG masuk kategori gizi buruk.


Intervensi yang dilakukan petugas puskesmas

  1. Konseling masalah higienis diri, lingkungan dan makanan : Mencuci tangan sebelum menyiapkan makanan bagi sang anak,.kebersihan peralatan makan, serta kebersihan pakaian anak maupun alas tidur anak maupun lingkungan sekitar.
  2. Konseling gizi : ASI eksklusif sebelum usia 6 bulan dan MP-ASI setelah usia 6 bulan keatas.
  3. Pemberian susu dan MP-ASI, diberikan setiap hari sabtu dengan Ibu dan anak datang ke Puskesmas sambil dilakukan pemeriksaaan terhadap kesehatan anak beserta pengukuran berat badan dan tinggi badan.
  4. Pengobatan terhadap penyakit yang diderita oleh sang anak. Sang anak menderita mencret sebanyak 3 x selama masa pengawasan petugas disebabkan oleh masih kurangnya pengaplikasian masalah higiene oleh sang ibu. Solusi disediakan alat makan ganda bagi sang anak. disamping terus dikonseling.

Disamping susu dan MP-ASI dari pemerintah ada beberapa pihak yang ikut memberikan bantuan susu bagi sang anak.

Perbaikan status gizi :

  1. Bulan Desember 2009 dengan berat badan 4 Kg, usia 5 bulan. Status gizi berdasarkan indikator BB/U , = - 3 SD atau = 4 Kg, masih kategori gizi buruk meski telah mengalami kenaikan berat badan .
  2. Bulan Januari 2010 dengan berat badan 4.7 Kg, usia 6 bulan. Status gizi berdasarkan indikator BB/U, > - 3SD dan <-2 SD atau > 4.5 Kg dan < 5.5 Kg, masuk kategori gizi kurang.

  3. Bulan Februari 2010 dengan berat badan 6 Kg, usia 7 bulan. Status gizi berdasarkan indikator BB/U, > -1 SD atau > 5.8 Kg, masuk kategori gizi baik.


  4. Bulan maret 2010 dengan berat badan 7.2 Kg, usia 8 bulan. Dengan status gizi berdasarkan indikator BB/U baik tentunya.

Terimakasih.

Senin, 01 Maret 2010

ASI Ekslusif Menjalin Keakraban Bayi dengan Sang Ibu.

ASI Ekslusif menjalin keakraban bayi dengan sang ibu.

Ini adalah salah satu kelebihan pemberian air susu ibu yang tak tergantikan, karena media pertama bayi mengenal lingkungan adalah melalui ibu.

Kapan bayi memerlukan makanan pendamping ASI ?

· Yaitu ketika memasuki usia 6 bulan, karena bayi telah siap menerima makanan bukan cair dengan tumbuhnya gigi dan lidah tidak menolak makanan ½ padat meskipun masih harus bertekstur sangat halus dan licin, di samping lambung telah lebih baik mencerna zat tepung.
· Kebutuhan energi dan gizi bayi tidak cukup lagi kalau hanya dipasok dari ASI sehingga memerlukan makanan pendamping ASI.
· Perlu diingat bahwa makanan yang diberikan bukan untuk menggantikan ASI melainkan sebagai pendamping, sehingga ASI tetap diberikan.

Bahan makanan untuk membuat makanan pendamping ASI atau makanan sapihan.

· Mudah didapat.
· Dimasak dengan resep lokal.
· Mengandung :
- Makanan Pokok / Karbohidrat seperti tepung beras, gandum, tepung maizena (tepung jagung), kentang,
- Ditambah bahan lain semisal kacang, sayuran daun hijau atau kuning, daging, yang kemudian dibuat menjadi bubur dan diperkaya dengan sedikit minyak atau lemak.
- Bubur dibuat kental dan tidak terlalu cair.
· Perlu perkenalan untuk menyukai cita rasa makanan baru tersebut. Pada perkenalan pertama jika bayi mau memakan sesendok atau dua sendok saja, itu sudah cukup. Kira-kira dua minggu kemudian bayi akan terbiasa dengan makanan baru tersebut.
· Yang tidak boleh dilupakan ialah buah-buahan atau air buah pada setiap waktu makan juga sebagai makanan selingan diantara dua waktu makan.

(Arisman, Buku Ajar Ilmu Gizi. GDDK. Jakarta : EGC,2004.)

Senin, 15 Februari 2010

KEBUTUHAN GIZI SELAMA HAMIL

Tujuan penataan gizi pada wanita hamil adalah untuk menyiapkan kebutuhan zat gizi ibu, janin,serta plasenta berupa :
a. Kalori yang cukup
b. Protein yang bernilai biologi tinggi
c. Vitamin
d. Mineral
e. Air


Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan tubuh bukan lemak. Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat baku selama hamil.

Perencanaan perawatan gizi bertujuan :
1. Agar ibu hamil memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil, melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan memperoleh cukup energi untuk menyusui dan merawat bayi setelah dilahirkan.
2. Mengurangi atau menghilangkan reaksi yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah.
3. Membantu pengobatan penyulit yang terjadi selama kehamilan ( diabetes kehamilan).
4. Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada anaknya selama hidup.

Perencanaan gizi untuk wanita hamil hendaknya mengacu pada RDA ( Recommended Dietary Allowance ) atau angka kecukupan gizi.
Dibandingkan dengan ibu yang tidak hamil, kebutuhan ibu hamil akan
protein meningkat 68 %, asam folat 100 %, kalsium 50 %, dan zat besi 200 – 300 %.

( 6 ) enam kelompok bahan pangan yang harus digunakan meliputi :
1. Makanan yang mengandung protein ( hewani dan nabati )
2. Susu dan olahannya.
3. Roti dan bebijian.
4. Buah dan sayur yang kaya akan vitamin C.
5. Sayuran berwarna hijau tua.
6. Buah dan sayur lain.
Jika ke-6 bahan makanan ini digunakan maka seluruh zat gizi yang dibutuhkan oleh wanita hamil akan terpenuhi kecuali zat besi dan asam folat. Sehingga suplementasi kedua zat ini tetap diperlukan. Meskipun status gizi wanita hamil itu terposisi pada jalur hijau KMS ibu hamil.

Jika seorang wanita hamil mengalami kelebihan berat pengurangan tidak dilakukan dengan pembatasan diit melainkan dengan melakukan olahraga sedang.
Prinsip pengurangan asupan energi dan NaCl ( NaCl dianggap menahan air sehingga menyebabkan eklampsia ) tidak berlaku lagi karena konsep semi kelaparan dapat menimbulkan ketosis ; dan pembatasan asupan kalori akan berdampak pada berkurangnya asupan zat lain.
Ctt : protein baru dapat digunakan secara optimal jika asupan kalori minimal 30 kkal / kg / hari

Hal yang perlu diperhatikan dalam Penyusunan Diit Wanita Hamil :
1. Carilah bahan makanan yang padat gizi dan kaya akan asam folat.
2. Jangan pernah melupakan waktu makan, terutama sarapan.
3. Harus makan cukup agar tercapai pertambahan berat badan optimal.
4. Jangan pernah mencoba menurunkan berat badan atau menghindari pertambahan berat badan normal.
5. Gunakan garam beryodium dalam jumlah sedang.
6. Memperbanyak minum.
7. Jika berat badan bertambah dengan cepat, pasien dianjurkan untuk memeriksakan diri ke dokter dan jangan menangani sendiri.
8. Jangan merokok.

Energi

Rekomendasi dari WHO penambahan jumlah energi untuk wanita hamil sebesar :
150 kkal sehari pada trimester I
350 kkal sehari pada trimester II dan III.

Contoh bahan makanan :
Bahan makanan dengan kandungan nilai gizi 175 Kalori, 4 gram protein, 40 gram hidrat arang.
Nasi 100 gr ( ¾ gelas ) biskuit meja 50 gr ( 5 buah )
Nasi tim 200 gr ( 1 gelas ) roti putih 80 gr ( 4 iris )
Bubur beras 400 gr ( 2 gelas ) tepung beras 50 gr ( 8 sdm )
Nasi jagung 100 gr ( ¾ gelas ) tepung terigu 50 gr ( 10 sdm )
Kentang 200 gr ( 2 bj sdg ) mi basah 100 gr ( 1 gls )
Talas 200 gr ( 1 bj besar ) bihun 50 gr ( ½ gls )
Ubi 150 gr ( 1 bj besar )

Protein

Kebutuhan protein wanita hamil meningkat sampai 68 % dari kebutuhan protein wanita yang tidak hamil. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V 1993 menganjurkan penambahan 12 gram / hari. Dengan demikian, dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75 – 100 gram ( sekitar 12 % dari jumlah total kalori ); atau serkitar :
1.3 g / kg / hari ( gravida mature )
1.5 g / kg / hari ( usia 15-18 th )
1.7 g / kg / hari ( usia di bawah 15 th ).

Contoh bahan makanan sumber protein nabati:
Bahan makanan dengan kandungan nilai gizi 80 Kalori, 6 gram protein, 3 gram lemak, 8 gram hidart arang.
Kacang hijau 25 gr ( 2 ½ sdm ) oncom 50 ( 2 sdm ) Kacang kedelai 25 gr ( 2 ½ sdm ) tahu 100 gr ( 1 biji besar )
Kacang kedelai 25 gr ( 2 ½ sdm ) tempe 50 gr ( 2 ptg sedang )
Kacang merah 25 gr ( 2 ½ sdm )
Kacang tanah 20 gr ( 2 sdm )
terkupas
kacang tolo 25 gr ( 2 ½ sdm )

Contoh bahan makanan sumber protein hewani :
Bahan makanan dengan kandungan nilai gizi 95 Kalori, 10 gram protein, 6 gram lemak.
Daging sapi 50 gr ( 1 ptg sedang ) telur ayam negeri 60 gr ( 1 btr )
Daging ayam 50 gr ( 1 ptg sedang) telur bebek 60 gr ( 1 btr )
Hati sapi 50 gr ( 1 ptg sedang ) ikan segar 50 gr ( 1 ptg )
Babat 60 gr ( 2 ptg sedang ) ikan asin 25 gr ( 1 ptg sedang )
Telur ayam 60 gr ( 2 butir ) ikan teri 25 gr ( 3 sdm )
Udang basah 50 gr ( ¼ gelas ) bakso daging 100 gr ( 10 biji besar )
Keju 30 gr ( 1 ptg sedang )

Zat Besi

Anemia zat gizi karena kekurangan zat besi masih lazim terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Kebutuhan wanita hamil akan Fe meningkat ( untuk pembentukan plasenta dan sel darah merah ) sebesar 200-300 % .Perkiraan besaran zat besi yang perlu ditimbun selama hamil ialah 1040 mg. Jumlah sebanyak ini tidak mungkin didapat hanya dari diit. Karena itu suplementasi zat besi perlu sekali dilakukan, bahkan pada wanita yang bergizi baik.

Committee and Maternal Nutrition menganjurkan suplementasi besi selama trimester II dan III sebanyak 30 mg / hari dan diteruskan sampai 3 bulan pasca partum.

Ferrous sulfate 300 mg yang mengandung 60 mg elemen besi ( keterserapan 10 % ) diberikan 3x sehari. Jika prepaat ini tidak ditoleransi segara ganti dengan ferrous fumarate atau gluconate.

Penyerapan zat besi dipengaruhi banyak faktor. Protein hewani dan vitamin C meningkatkan penyerapan. Kopi, teh, magnesium dan fitat dapat mengikat Fe sehingga mengurangi jumlah serapan. Karena itu tablet Fe ditelan bersamaan dengan makanan yang dapat memperbanyak jumlah serapan dan tidak bersamaan dengan makanan yang mengikat Fe.

Pemberian suplementasi preparat Fe, pada sebagian wanita, menyebabkan sembelit. Penyulit ini dapat diredakan dengan cara memperbanyak minum, menambah konsumsi makanan yang kaya akan serat seperti roti, serealia, dan agar-agar.

Asam Folat

Asam folat merupakan satu-satunya vitamin yang kebutuhannya selama hamil berlipat dua. Sekitar 24-60% wanita, baik dinegara berkembang maupun negara maju mengalami kekurangan asam folat karena kandungan asam folat di dalam makanan sehari-hari mereka tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan wanita hamil.

Akibat kekurangan asam folat secara marjinal ( terbatas ):
- peningkatan kepekaan
- lelah berat
- gangguan tidur
Dua kondisi pertama menyebabkan kaki kejang yang biasanya timbul pada waktu malam sehingga lama-kelamaan menggangu tidur penderita ( restless leg syndrome ). Jika bertambah parah akan terjadi anemia yang ditandai dengan penampakan kelelahan dan depresi.

Akibat yang lebih parah :
- Anemia megaloblastik atau megalositik
Hal ini terkait dengan peran asam folat dalam metabolisme normal makanan menjadi energi, pematangan sel darah merah, sintesis DNA, pertumbuhan sel, dan pembentukan heme. Gejala anemia jenis ini ialah diare, depresi, lelah berat, ngantuk berat, pucat, dan perlambatan frekuensi nadi.
- Berat Badan Lahir Rendah ( BBLR ), ablasio plasenta, dan neural tube defect..
Kekurangan asam folat berkaitan dengan berat lahir rendah, ablasio plasenta, dan neural tube defect. Pemberian suplementasi terbukti mampu menghapus kelainan ini. Penelitian di Universitas California (Gladys B) membuktikan bahwa asupan asam folat sebanyak 0.4 mg sehari dapat menurunkan resiko terjadinya spina bifida dan enencephaly. Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi V (1993) menganjurkan dosis suplementasi sebesar 5 µg/kg/hari (200) µg .
Bentuk konkret “neural tube defect” ialah enensefali dan spina bifida. Bayi yang mengalami kelainan yang pertama biasanya lahir mati, sementara yang mengalami spina bifida, jika diobati dengan tepat, masih dapat hidup hingga dewasa, namun tetap mengalami kecacatan.
Untuk berjalan biasanya memerlukan alat bantu.

Strategi pencegahan kekurangan asam folat mencakup peningkatan kesadaran akan pentingnya konsumsi makanan yang kaya akan asam folat, atau suplementasi 400 µg / hari, atau keduanya.

Jenis makanan yang kaya akan asam folat antara lain ;
Hati (250 µg / 100 g)
Brokoli, sayur berdaun hijau: bayam, asparagus, dan kacang-kacangan, misalnya kacang kering, kacang kedelai (100 µg / 100g)
Sumber lain ;
Ikan, daging, jeruk, dan telur.
Jeruk ukuran sedang atau secangkir air jeruk mengandung 70 µg
½ cangkir brokoli masak mengandung 50 µg
Telur mengandung 25 µg
½ cangkir kacang tanah mengandung 70 µg

Catatan : Asam folat tidak stabil dalam pemanasan dan mudah rusak jika dimasak, alkohol, kontrasepsi oral,barbiturat, aspirin dan obat anti kejang dapat mengganggu penyerapan asam folat.

Kobalamin ( Vitamin B 12 )

Anemia pernisiosa yang disertai dengan rasa letih yang parah merupakan akibat dari defisiensi B 12 . Defisiensi Vit. B12 di sini tidak disebabkan oleh kurangnya kandungan Vit B12 dalam makanan melainkan karena ketiadaan faktor intrinsik yaitu sekresi gaster yang diperlukan dalam penyerapan Vit B12 . Gejalanya meliputi rasa letih dan lemah yang hebat, diare, depresi, mengatuk, mudah tersinggung serta pucat.

Kobalamin sangat jarang didapat dari tanaman. Kobalamin banyak terdapat di dalam daging atau produk olahan dari binatang. Bersama asam folat, vitamin ini menyintesis DNA dan memudahkan pertumbuhan sel.

Kobalamin penting sekali bagi pertumbuhkembangan normal dan keberfungsian sel-sel sumsum tulang, sistem persarafan dan saluran cerna. Tubuh dapat menyimpan vitamin ini dalam jumlah yang cukup adekuat untuk persediaan selama 5 tahun.

Pangan sumber vitamin B12 ialah hati,telur, ikan terutama tuna, kerang, daging, unggas, susu, dan keju. Asupan yang dianjurkan sekitar 3 µg sehari. Sebutir telur mengandung 1 µg, secangkir susu menyimpan 1 µg.

Di samping faktor intrinsik faktor lain yang mengganggu penyerapan vitamin B12 ini adalah alkohol, pil KB, dan senyawa tertentu dalam rokok.

Vitamin D

Kekurangan vitamin D selama hamil berkaitan dengan gangguan metabolisme kalsium pada ibu dan janin. Gangguan ini berupa hipokalsemia dan titani pada bayi baru lahir, hipoplasia enamel gigi bayi, osteomalasia pada ibu.

Insidensi dapat ditekan dengan pemberian 10 µg (400 IU) perhari. Kekurangan vitamin D kerap menjangkiti wanita hamil yang bermukim di daerah yang kurang sinar matahari sehingga sintesis vitamin D di kulit tidak terjadi.

Sumber vitamin D yang penting adalah susu yang telah diperkaya dengan vitamin D. Bagi kelompok vegetarian perlu sekali diberikan suplementasi.

Yodium

Akibat defisiensi yodium selama hamil ;
Janin menderita hipotiroidisme yang dapat berlanjut menjadi kretinisme. Karena peran hormon tiroid dalam perkembangan dan pematangan otak sangat penting maka koreksi terhadap kekurangan yodium sebaiknya dilakukan sebelum 3 bulan pertama kehamilan..

Anjuran asupan perhari untuk wanita hamil dan menyusui sebesar 200 µg ( Food and Nutrition Board of the National Academy of Sciencies in the United State )
Dalam bentuk garam beryodium, pemberian suplementasi pada hewan ternak, pemberian minyak beryodium per oral atau injeksi.

Kalsium

Asupan yang dianjurkan kira-kira 1200 mg / hari bagi wanita hamil yang berusia di atas 25 tahun dan cukup 800 mg untuk mereka yang berusia lebih muda.
Sumber utama kalsium adalah susu dan hasil olahannya, yoghurt, keju, udang, sarang burung, sarden, sayuran warna hijau tua dll.

Contoh bahan makanan sumber kalsium:
Bandeng presto (1422 mg / 100 g)
Belut goreng (840 mg / 100 g)
Empek-empek kapal selam (500 mg/ 100 g)
Kerang (133 mg / 100 g)
Mas pepes (686 mg / 100 g).
Rebon, udang kecil segar (757 mg / 100 g)
Telur ikan (235 mg / 100 g)
Teri (972 mg / 100 g )

Sayuran dan hasil olahannya ;
Bayam ( 267 mg / 100 g)
Daun bluntas (256 mg / 100 g)
Daun kacang panjang (134 mg / 100 g)
Daun kedondong (540 mg / 100 g)
Daun kecipir (134 mg / 100 g)
Daun leunca (210 mg / 100 g)
Daun mangkokan (474 mg / 100 g)
Daun melinjo (219 mg / 100 g)
Daun pepaya (353 mg / 100 g)
Daun singkong (165 mg / 100 g)
Daun katuk (204 mg / 100 g)
Rujak cingur (256 mg / 100 g)
Karedok (174 mg / 100 g)
Dll.

Sumber :

Arisman. GIZI DALAM DAUR KEHIDUPAN : Buku Ajar Ilmu Gizi. _Jakarta: EGC, 2004.